Akhirnya kesadaranku
kembali, dan hatiku mulai untuk menulis lagi.
***
Ada banyak hal yang terkadang
tidak kita sadari dalam hidup, kita mulai sadar ketika hal itu perlahan-lahan
mengikis perasaan kita menjadi lebih tipis hingga hati tak mampu untuk menahan pedihnya
pengharapan. Berharap luka itu tidak terbuka lagi, berharap yang hilang segera
kembali, berharap waktu berbaik hati. Tapi kenyataan mengajarkan bahwa luka
yang terlanjur dibuka sulit untuk ditutup lagi, yang hilang tak akan pernah mau
kembali, dan waktu tak pernah berbaik hati.
Harapan itu selalu ada,
tapi jika terlalu banyak akan merepotkan juga. Bukan berarti tidak boleh
berharap, berharap boleh tapi harus tau batasnya. Memang, orang-orang bilang
tidak ada yang tidak mungkin. Tapi ketika itu menyangkut masalah hati, apakah
mungkin untuk kita memaksakan perasaan seseorang.
Dan aku ini apa?
Membuat ilusi dengan beberapa ketakutan dikepalaku. Aku takut jatuh pada
besarnya pengharapan, aku takut jatuh pada pedihnya kenyataan. Aku takut,
kemudian mulai berhati-hati. Aku takut, kemudian tak memaknai hati. Aku takut
tapi aku tetap harus berdiri. Mungkin aku kambuh lagi untuk menuliskan
pernyataan yang sedikit menyayat, tapi apalah aku ? hanya manusia yang tak
mampu memaknai perasaannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar