Minggu, 17 April 2016

Catatan Anak Kost ( Part: Langit-Langit Kamar)


Sebanyak hujan yang turun kali ini, ada berjuta doa membersamainya. Doa yang membawa harapan bagi hati-hati yang lelah berharap pada kehidupan. Satu hal tak nampak, mengikutif sebuah jejak kaki penuh lecak. Berkata bahwa hatinya rapuh seperti biasa, berharap hidupnya menjadi biasa.


Sore ini aku berdo'a, berharap do'a ini terbawa hujan tertiup angin sore terangkat keangkasa terbang jauh menuju tempatnya terdengar. Hal paling menyedihkan, ketika aku hanya bisa berdiam menatap langit-langit kamar kost berukuran entah ukuran kost ini berapa. Kali ini langit-langit kamar sedikit berbeda, terlihat menyesakkan hingga kepalaku tak berhenti berputar. Kali ini langit-langit kamar terlihat menjengkelkan, mengejek aku yang sedari tadi hanya menatapnya. Tubuh kelelahan, kepala pusing, dan bersin yang tak kunjung berhenti. Itulah penyakit yang kerap kali datang. Sebenarnya juga bukan penyakit, mungkin lebih ke kelainan. Baru ku baca di sebuah laman internet, gejala yang sama seperti ku alami setiap hari merupakan suatu kelainan yang tak bisa sembuh. Miris memang, ketika dingin menyerang, bersin-bersin itu pun datang.


Syafakillah, semoga sakit yang tak terlalu parah kali ini mampu menggugurkan sedikit dosa. Mengingat betapa aku adalah makhluk yang tak luput dari khilaf dan salah.


Bersama teduhnya hujan, sebanyak harap doa terdengar.

Senin, 11 April 2016

Catatan Gadis Biasa..



Dengan sebuah duka yang selalu menyelimuti hati manusia, bersama pengharapan yang tak ada ujungnya, melangkahi kebebasan tapi tidak pada tempatnya. Mereka adalah yang sering orang-orang bicarakan, tampak begitu kuat diluar tapi ternyata benar-benar rapuh didalam. Diluar mereka tampak berbisik, padahal hatinya meronta mengaharap belas kasih dari orang-orang disekitarnya. Beban bukanlah sebuah masalah, seperti permen karet yang perlahan pasti akan hilang rasanya. Dengan sedikit asa mereka bergerak, berharap tangan-tangan dermawan memberi uluran dengan sedia. Tapi yang mereka dapati hanyalah harapan-harapan tak berujung yang tak tahu kapan akan tersegera, janji-janji membantu yang entah kapan mungkin menunggu hati itu tak lagi beku.  Pahit memang, tapi kehidupan memang tak semanis kelihatannya, melangkah dengan jejak yang tak tampak, melangkah dengan kaki yang sulit menapak, melangkah dengan kenyataan yang sulit ditebak.

Lihatlah sekali lagi, mereka yang sekalipun tak dipihak. Ketika kau mulai menyangka bahwa sayapmu sulit untuk terkepak, ketika langit begitu jauh untuk kau jajah,ketika ketinggian yang kau impikan belum juga mendekat jaraknya. Kau menyedihkan, seolah dunia sudah benar-benar tamat, seolah tak ada yang lain untuk disalahkan selain dirimu sendiri,seolah waktu terhenti dan nyatanya kau harus pergi. Lihat mereka, mengharap ketinggian pun tidak. Setiap waktu hanya memikirkan bagaimana untuk tetap hidup pada hari itu, berharap mendapat banyak makanan sehingga lapar tak lama menunggu, sederhana tanpa berharap ketinggian datang segera.

Ketika kau mulai diatas, kau lupa segalanya. Kau lupa bahwa dibawahmu membutuhkan ringannya tanganmu. Kau terbang, tapi langit masih sungguh jauh, kau hanya menjelajah tanpa benar-benar membawa hatimu.

Senin, 04 April 2016

Keluar dan bergegaslah, lihat dan jelajalah, pergi dan terbang lah...



Entahlah, pada akhirnya burung itu kehilangan semangat untuk mengepakkan sayapnya dan terbang lebih tinggi. Ia lebih memilih mengurung dirinya dalam sangkar kecil terbuat dari besi yang mengkilap. Melihat dunia yang seakan enggan bersahabat, dunia yang berkali-kali menolak, membuat ia takut terbang bebas menikmati dunia. Padahal jika ia berpikir lebih luas, meski dunia tak bersahabat harusnya ia lah yang bisa merangkul lebih erat. Menggapai ketinggian adalah tujuannya, karena ia diciptakan dengan sepasang sayap yang seharusnya membawa ia terbang.

Terbanglah burung kecil, kau tak pernah tahu jika tak mencoba menjelajah, dunia itu itu indah, diatas sana menakjubkan tapi untuk menjangkaunya memang tidak mudah. Kau pasti bisa melawan setiap rasa takut dan semangat yang patah dengan seribu keyakinan yang membara. Ingatlah bahwa harapan itu selalu ada bagi orang-orang yang mempercayainya. Percayalah, sayapmu akan lebih indah jika terbentang dilangit sana. Keluar dan bergegaslah, lihat dan jelajalah, pergi dan terbang lah.

Minggu, 03 April 2016

Tak Perlu Malu, Kamu Istimewa Menjadi Apa Adanya Dirimu

Kadangkala, kamu merasa bahwa kamu tidaklah lebih beruntung dibanding mereka diluar sana. Mereka yang setiap hari pulang pergi diantar naik mobil mewah, mereka yang kulitnya putih bak batu pualam, mereka yang memenangkan mendali emas diberbagai olimpiade sains internasional, dan mereka yang masih banyak lagi. Setiap kali kamu melihat teman-temanmu yang memiliki kehidupan yang sempurna, kamu memaki didalam hati kenapa tak bisa seperti itu. Ada banyak pertanyaan yang menari-nari bersama sejuta hayal dan asa dalam pikiranmu. Kenapa kehidupan tak begitu adil, kenapa kesempurnaan hanya milik mereka, saat mereka memiliki segala yang mereka inginkan kamu malah harus berjuang mati-matian demi mengais sisa-sisa kehidupan, saat mereka hanya tinggal meminta untuk memiliki sesuatu, kamu malah terjungkal-jungkal dalam hembusan nafas untuk bertahan agar bias melanjutkan kehidupan. Pikiranmu masih jauh membumbung tinggi dengan pertanyaan yang menyatakan dimana letak keadilan. Mengapa kamu memiliki begitu banyak kekurangan, dan mereka terlahir dengan banyak kelebihan dan sejuta pesona ?.

Coba lihat dan perhatikan dirimu baik-baik, amati dari ujung ke ujung lekat-lekat. Apakah ada sesuatu yang kurang dari anggota tubuhmu ?, apa kau melihat sesuatu yang kurang dari alat inderamu? , Apa kamu harus memegang tongkat agar bisa berjalan. Tidak, tidak, kamu baik-baik saja. Anggota tubuhmu lengkap, tulang-tulangmu kuat karena terbiasa dengan getir kehidupan, perawakanmu tegas dibentuk dan diasah oleh keadaan. Lihat, dan pahami dirimu baik-baik, kamu tentu memiliki sesuatu yang tak semua orang bisa melakukannya, kamu punya kelebihan yang tak kamu sadari keberadaannya. Semua orang itu terlahir istimewa. Tuhan tidak pernah berlaku tidak adil, tuhan menciptakan susuatu dengan berbagai alasan. Terimalah dengan hati lapang apapaun yang diberikan padamu, karena semua orang terlahir berbeda dan memiliki kelebihan yang berbeda-beda pula.

 Catatan seorang penulis bersama banyak kekurangannya

Sepucuk Surat Untuk Masa Depan


Dear masa depan,

Karena mu aku berusaha untuk terus berlari
Mengejar mimpi diseberang dengan perasaan yang tak pasti
Hai masa depan,
Bolehkah aku untuk sekedar menyapamu walau hanya dalam tulisan ?
Bolehkah kita berteman ?
Teman yang saling setia dan berjalan beriringan
Tempat berbagi cerita dan kebahagiaan

Hai masa depan, tahu kah kau banyak hal yang aku tuliskan tentangmu
Tentangmu yang merupakan bagian dari diriku
Tentangmu yang merupakan bagian dari mimpi ku
Tentang mu yang tak pernah lekang oleh waktu

Masa depan, tahukah engkau tentang harap-harap cemas yang aku pikirkan
Tentang ketidak pastian yang benar-benar tak ku harapkan
Tentang kesakitan
Tentang ketakutan
Tentang kemunafikan
Tentang semua hal yang tak bisa aku lupakan

Masa depan, tahukah engkau tentang hidup yang mengajarkan banyak hal
Hal-hal itu terjadi sebagai satu kesatuan dan menjadikan pengalaman untuk lebih baik kedepan
Tentang hidup yang memberikan banyak pilihan
Diantara pilihan itu akan ada yang membuat ku tak kuat bertahan
Tentang hidup yang suatu hari akan melemahkan
Dan kelemahan itu akan membuatku kelabakan

Masa depan, tahukah engkau tentang kerinduan
Kerinduan yang datang ketika aku hendak melupakan
Tentang keinginan memiliki
Memiliki sesuatu yang aku sendiri tak pernah mengerti
Tentang cinta
Cinta yang seharusnya indah tapi membuat ku menangis terluka

Masa depan, sekarang kita sahabat bukan ?
Bukankah sahabat akan saling memudahkan ?
Masa depan, berbaik hatilah padaku
Aku sudah cerita banyak tentang diriku

                                                           Dari Seorang Gadis Biasa



Sabtu, 02 April 2016

Keluarga Adalah Rumah


 Rumah adalah tempatku pulang. Keluarga adalah rumah yang selalu membuatku ingin pulang.



Namanya Apriliani Hidayanti. Ia adalah adikku. Usianya sedikit lagi masuk 7 tahun. Yah, sebentar lagi ulang tahunnya. Dan kado yang ia inginkan dan selalu ia sebut-sebut 'I-Pad'. Mama hanya mengiyakan, entahla setiap kehendak anak satu ini pasti dituruti. Ia menyukaiku, selalu meneleponku. Menanyakan kabar, sedang apa aku, dan apakah aku sudah makan, bercerita banyak hal, gurunya, temannya, sekolahnya, dan semua hal menarik yang ia alami pada hari itu. Ia periang, gadis kecil yang punya banyak cerita.












Ini adalah papaku. Cerita tentangnya sudah aku posting pada hari sebelumnya. Papa sama seperti adikku, tanggal lahir mereka sama, sebentar lagi akan bertambah usia. Semoga aku selalu bisa melihat senyum itu, pa :)
















She is my mommy. Sudah ada juga beberapa postingan yang bercerita tentangnya. Home is not home without mom.




Jumat, 01 April 2016

Jatuh Cinta kah ?



Jatuh cinta itu lumrah, jatuh cinta juga bukan sebuah pilihan, kalau harus jatuh cinta yah jatuh cinta, memangnya bisa buat mencegah biar gak jatuh cinta ? Memangnya bisa pas bilang gak mau jatuh cinta beneran gak jatuh cinta? Memangnya bisa?

Cinta ? Apa itu cinta?
Cinta itu seperti daun gugur tak sedikitpun membeci angin yang telah menggugurkannya
Cinta itu seperti matahari yang tak pernah lelah membersamai bumi dengan kehangatannya
Cinta itu seperti air yang tak pernah melawan takdirnya
Cinta itu seperti malam bungkam dengan guratan hitam yang merindukan sedikit cahaya
Cinta bisa juga seperti cahaya lampu diujung jalan yang tetap menyimpan harapannya
Apakah cinta itu sederhana ?
Atau begitu rumit sehingga tulisan ini tak mampu menjelaskannya

Jatuh
Bagaimanapun, selihai apapun daun pasti akan jatuh dari pohonnya
Air pasti akan jatuh ketika berada di ketinggiannya
Matahari pasti akan jatuh keperaduannya
Lalu bagaimana dengan jatuh cinta ? Jatuh yang seperti itukah ?
Atau jatuh dengan versi yang berbeda ?
Bagaimana menurutmu ?