Kamis, 31 Desember 2015

Sayounara 2015

Anneyonghaseo ^^
Mungkin ini adalah tulisan terakhir di tahun 2015. 2015, tahun yang luar biasa, tahun yang mengukir banyak cerita, tahun yang membuka banyak kisah, dan dari sekian banyak kisah itu aku adalah salah satu pemeran didalamnya. Banyak impian yang dituliskan untuk 2015, tapi tak semua impian itu sempat tergapai dan jadi nyata, tak semua impian itu terangkai menjadi sebuah cerita, memang benar ada sebagian impian yang telah terceklist tapi itu hanya sebagian kecil. Hari ini resmi sudah aku tutup buku 2015 ku, buku yang akan tersimpan indah dalam memori jangka panjang didalam otakku, buku itu hanya akan dibuka hanya jika benar-benar perlu, halaman-halamannya tertata rapi agar ketika aku ingin membuka halaman yang aku perlukan aku tidak akan salah membuka. Hari ini adalah lembaran terakhir. Buku 2015 itu bercerita banyak hal. Cinta, persahabatan, keluarga, akademik, dan masih banyak lagi. Terimakasih atas semua kisah dan pelajaran yang telah engkau hadirkan, 2015. Dan besok aku akan membuka lembaran baru ditahun 2016. Lembaran yang benar-benar kosong dan akan berisi cerita-cerita hebat selanjutnya di 2016.
Sayounara 2015 :)

Senin, 28 Desember 2015

I Just An Ordinary Girl As You See




Aku adalah seorang gadis biasa seperti yang kau lihat. Yah biasa, benar-benar biasa. Berpenampilan biasa, berkepribadian biasa, kecerdasan biasa, semuanya biasa. Tapi biasa itu membuat segala sesuatunya istimewa, aku menyukai diriku meski banyak kekurangan disana-sini yang harus aku tutupi, aku menyukai diriku meski banyak hal tak bisa aku miliki, aku menyukai diriku meski kenyataan kadang tak sesuai mimpi, aku menyukai diriku karena aku tak pernah malu menjadi biasa seperti ini. Meski menjadi biasa tidak benar-benar menyenangkan, tapi aku cukup menikmatinya. Segala sesuatu memang harus dinikmati sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta. Tuhan menciptakan sesuatu secara berimbang, pasti ada sesuatu yang indah dibalik kata biasa. Dan aku mempercayainya.

Aku adalah gadis biasa, seperti yang kau tahu. Seorang yang simple, easy going, menyukai sesuatu yang tidak ribet dan tidak terlalu berlebihan memikirkan sesuatu. Semua sifat itu membuatku menjadi pribadi yang seperti ini, entahla aku tak terlalu pandai menilai diriku. Yang paling aku tahu adalah aku punya banyak mimpi. Mimpi yang suatu saat akan membawaku terbang tinggi. Mimpi yang suatu saat akan membawaku pada kebahagiaan sejati. Ada beberapa mimpi yang tak bisa aku lakukan sendiri, aku butuh seseorang yang mungkin bisa menemani. Siapapun orang itu nantinya, aku harap itulah yang terbaik yang di anugerahkan Tuhan untuk menemaniku :)


 

Sabtu, 26 Desember 2015

Sebuah Kata "Maaf"


Maaf untuk luka yang mungkin tak sengaja aku buka
Maafkan aku mengotori bukumu dengan coretan tak bermakna yang mungkin  butuh waktu untuk menghapusnya
Maaf mungkin bagimu aku memberi harapan lalu mematahkan
Maaf karena ketidaktahuan ku sehingga menjadikan semuanya berantakan
Maaf aku tak pernah bersedia membalas meski itu hanya secuil perasaan
Maaf untuk kesalahan yang tak sengaja telah aku lakukan
Maafkan aku, diriku, semua tentangku, dan kebodohanku
Maafkan aku karena perasaan tak sesederhana itu
Masihka kita berteman?
Atau masih pantaskah aku menyebutmu temanku?
                                                           
Orang-orang berkata bahwa memberi maaf adalah perbuatan mulia, tak peduli seberapa besar kesalahan yang telah orang lain lakukan. Maaf adalah sebuah permohonan untuk kesalahan yang mungkin tak sengaja atau sengaja telah dilakukan. Tak peduli permintaan maaf itu diterima atau tidak, kita harus mengucapkannya karena sadar bahwa telah berbuat salah. Kata maaf haruslah diucapkan dengan tulus, dari lubuk hati yang paling dalam agar orang yang diminta bergetar hatinya dan bersedia memaafkan.

Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, karena itu kita tak pernah luput dari salah. Tapi kesalahan-kesalahan itu kadang hanya dinikmati tanpa mau untuk diperbaiki. Entah itu kesalahan yang sepele atau lewat batas kewajaran, kita tak pernah mau untuk menyalahkan diri sendiri. “Biarlah orang, biar saja ia nilai diriku ini seperti apa toh aku hidup bukan untuknya, biar saja apa kata orang yang penting aku bahagia dengan ini semua.” Kalimat-kalimat seperti itulah yang seringkali keluar ketika kita dikomentari atas sesuatu yang dianggap orang lain sebagai kesalahan. Manusia, sibuk mencari kesalahan orang lain tapi tak pernah sadar akan kesalahan dirinya sendiri yang mungkin jauh lebih besar.  

Kadang, ada banyak hal yang tak sengaja kita lakukan dan tanpa sadar menyakiti perasaan orang lain. Entah bagaimana menghapus kesalahan-kesalahan itu, kalau saja kesalahan itu menetap dihati kita sendiri mungkin dengan penghapus biasa kita tak akan menemui kesulitan untuk menghapusnya. Hati orang siapa yang tahu ? Rambut memang sama hitam, tapi kita tak pernah bisa untuk menyelam lebih dalam. Karena sejatinya menyelam tidaklah sederhana, kita tak pernah mau untuk melewati arus yang mungkin akan menyeret lebih jauh. Itulah sebabnya kita hanya diam dan mungkin mengamati sesekali.

Semua bisa diperbaiki dengan kata maaf, entah itu membutuhkan waktu yang lama atau tidak tapi semuanya memang butuh proses. Entah setelah proses bisa kembali kesemula atau tidak, yang penting kita sudah mencoba. Mengembalikan sesuatu memang tak semudah membalikkan telapak tangan, menghapus sesuatu memang tidak mudah pasti masih ada bekas yang tertinggal meskipun hanya secuil noda. Lagi-lagi semua butuh proses, dan proses sudah tentu melibatkan waktu. Biar waktu yang menjawab semuanya, biar waktu yang menjadi obatnya, karena waktu yang akan menjawab semuanya.

Minggu, 20 Desember 2015

Welcome to my world :)


Hari ini aku begitu malas untuk menulis, tapi aku tak ingin melewatkan seharipun untuk tidak mengisi blog-ku. Entahlah, aku hanya ingin membiasakan diri untuk menulis setiap hari agar aku tidak lupa bagaimana caranya menulis. Meski kadang yang aku tulis bukanlah sesuatu yang jelas, tapi itu tidak masalah. Aku hanya ingin menulis, meski tulisanku juga berantakan tapi aku menemukan duniaku pada tulisan-tulisan itu. Satu lagi alasan mengapa aku tetap menulis, ada sebagian emosi yang tak bisa aku luapkan kecuali dengan tulisan. Aku tak ingin memendam sesuatu terlalu lama, dan begitu malas untuk menceritakan pada orang-orang karena itu aku memilih untuk menuliskannya, tentu dengan cara yang berbeda saat menceritakannya. Cara yang berbeda, tentu dengan bahasa yang mungkin tak cukup sekali membaca untuk dipahami. Orang-orang benar, semuanya tidak bisa dinilai dari cover, meski aku adalah orang yang blak-blakan tapi aku jarang cerita dan sudah terbiasa untuk menyimpan sendiri, hanya sebagian kecil yang aku ceritakan dan itupun pada orang yang benar-benar aku percaya. Tulisan adalah duniaku, begitulah aku menyebutnya.
Membiasakan diri untuk menulis adalah sesuatu yang mungkin bisa disebut baik, satu hari satu tulisan meski hanya bualan atau cerita yang tidak jelas. Tapi sekali lagi itu bukan masalah, meski hanya secuil cerita tapi rutin untuk dilakukan. Seperti itulah seharusnya kita membaca Al-Qur’an. Hey guys, kita bukan anak kecil lagi yang membuka Al-Qur’an hanya ketika disuruh oleh guru mengaji mereka. Percayalah, ada begitu banyak kebaikan dalam Al-Qur’an salah satunya yaitu ketentraman. Satu hari satu halaman membaca Al-Qur’an tapi rutin dilakukan itu lebih baik dari pada membaca Al-Qur’an satu juz sekaligus tapi hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. Aku menyamakan menulis dengan membaca Al-Qur’an , yah seperti itulah hanya ingin mencoba menjadi manusia yang lebih baik :) .
Menulis itu tidak mudah, tidak juga terlalu sulit. Karena ketika kita tidak mencoba, kita tidak tahu apakah kita bisa melakukannya. Aku pernah mendengar ungkapan dari seseorang, jangan menunggu inspirasi datang baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi itu akan datang seiring dengan gerakan jemarimu.
Sudah kubilang aku tidak punya inspirasi jadi hanya ini yang bisa aku tuliskan dan sekian :D.