Anneyonghaseo ^^
Mungkin ini adalah tulisan terakhir di tahun 2015. 2015, tahun yang luar biasa, tahun yang mengukir banyak cerita, tahun yang membuka banyak kisah, dan dari sekian banyak kisah itu aku adalah salah satu pemeran didalamnya. Banyak impian yang dituliskan untuk 2015, tapi tak semua impian itu sempat tergapai dan jadi nyata, tak semua impian itu terangkai menjadi sebuah cerita, memang benar ada sebagian impian yang telah terceklist tapi itu hanya sebagian kecil. Hari ini resmi sudah aku tutup buku 2015 ku, buku yang akan tersimpan indah dalam memori jangka panjang didalam otakku, buku itu hanya akan dibuka hanya jika benar-benar perlu, halaman-halamannya tertata rapi agar ketika aku ingin membuka halaman yang aku perlukan aku tidak akan salah membuka. Hari ini adalah lembaran terakhir. Buku 2015 itu bercerita banyak hal. Cinta, persahabatan, keluarga, akademik, dan masih banyak lagi. Terimakasih atas semua kisah dan pelajaran yang telah engkau hadirkan, 2015. Dan besok aku akan membuka lembaran baru ditahun 2016. Lembaran yang benar-benar kosong dan akan berisi cerita-cerita hebat selanjutnya di 2016.
Sayounara 2015 :)
Kamis, 31 Desember 2015
Senin, 28 Desember 2015
I Just An Ordinary Girl As You See
Aku
adalah seorang gadis biasa seperti yang kau lihat. Yah biasa, benar-benar
biasa. Berpenampilan biasa, berkepribadian biasa, kecerdasan biasa, semuanya
biasa. Tapi biasa itu membuat segala sesuatunya istimewa, aku menyukai diriku
meski banyak kekurangan disana-sini yang harus aku tutupi, aku menyukai diriku
meski banyak hal tak bisa aku miliki, aku menyukai diriku meski kenyataan
kadang tak sesuai mimpi, aku menyukai diriku karena aku tak pernah malu menjadi
biasa seperti ini. Meski menjadi biasa tidak benar-benar menyenangkan, tapi aku
cukup menikmatinya. Segala sesuatu memang harus dinikmati sebagai bentuk rasa
syukur terhadap sang pencipta. Tuhan menciptakan sesuatu secara berimbang,
pasti ada sesuatu yang indah dibalik kata biasa. Dan aku mempercayainya.
Aku
adalah gadis biasa, seperti yang kau tahu. Seorang yang simple, easy going,
menyukai sesuatu yang tidak ribet dan tidak terlalu berlebihan memikirkan
sesuatu. Semua sifat itu membuatku menjadi pribadi yang seperti ini, entahla
aku tak terlalu pandai menilai diriku. Yang paling aku tahu adalah aku punya
banyak mimpi. Mimpi yang suatu saat akan membawaku terbang tinggi. Mimpi yang
suatu saat akan membawaku pada kebahagiaan sejati. Ada beberapa mimpi yang tak
bisa aku lakukan sendiri, aku butuh seseorang yang mungkin bisa menemani.
Siapapun orang itu nantinya, aku harap itulah yang terbaik yang di anugerahkan
Tuhan untuk menemaniku :)
Sabtu, 26 Desember 2015
Sebuah Kata "Maaf"
Maafkan aku mengotori bukumu dengan
coretan tak bermakna yang mungkin butuh
waktu untuk menghapusnya
Maaf mungkin bagimu aku memberi
harapan lalu mematahkan
Maaf karena ketidaktahuan ku
sehingga menjadikan semuanya berantakan
Maaf aku tak pernah bersedia
membalas meski itu hanya secuil perasaan
Maaf untuk kesalahan yang tak
sengaja telah aku lakukan
Maafkan aku, diriku, semua
tentangku, dan kebodohanku
Maafkan aku karena perasaan tak
sesederhana itu
Masihka kita berteman?
Atau masih pantaskah aku menyebutmu
temanku?
Orang-orang berkata bahwa memberi maaf
adalah perbuatan mulia, tak peduli seberapa besar kesalahan yang telah orang
lain lakukan. Maaf adalah sebuah permohonan untuk kesalahan yang mungkin tak
sengaja atau sengaja telah dilakukan. Tak peduli permintaan maaf itu diterima
atau tidak, kita harus mengucapkannya karena sadar bahwa telah berbuat salah.
Kata maaf haruslah diucapkan dengan tulus, dari lubuk hati yang paling dalam
agar orang yang diminta bergetar hatinya dan bersedia memaafkan.
Manusia adalah makhluk yang tidak
sempurna, karena itu kita tak pernah luput dari salah. Tapi kesalahan-kesalahan
itu kadang hanya dinikmati tanpa mau untuk diperbaiki. Entah itu kesalahan yang
sepele atau lewat batas kewajaran, kita tak pernah mau untuk menyalahkan diri
sendiri. “Biarlah orang, biar saja ia
nilai diriku ini seperti apa toh aku hidup bukan untuknya, biar saja apa kata
orang yang penting aku bahagia dengan ini semua.” Kalimat-kalimat seperti
itulah yang seringkali keluar ketika kita dikomentari atas sesuatu yang dianggap
orang lain sebagai kesalahan. Manusia, sibuk mencari kesalahan orang lain tapi
tak pernah sadar akan kesalahan dirinya sendiri yang mungkin jauh lebih besar.
Kadang, ada banyak hal yang tak sengaja
kita lakukan dan tanpa sadar menyakiti perasaan orang lain. Entah bagaimana
menghapus kesalahan-kesalahan itu, kalau saja kesalahan itu menetap dihati kita
sendiri mungkin dengan penghapus biasa kita tak akan menemui kesulitan untuk
menghapusnya. Hati orang siapa yang tahu ? Rambut memang sama hitam, tapi kita
tak pernah bisa untuk menyelam lebih dalam. Karena sejatinya menyelam tidaklah sederhana,
kita tak pernah mau untuk melewati arus yang mungkin akan menyeret lebih jauh. Itulah
sebabnya kita hanya diam dan mungkin mengamati sesekali.
Semua bisa diperbaiki dengan kata maaf,
entah itu membutuhkan waktu yang lama atau tidak tapi semuanya memang butuh
proses. Entah setelah proses bisa kembali kesemula atau tidak, yang penting
kita sudah mencoba. Mengembalikan sesuatu memang tak semudah membalikkan
telapak tangan, menghapus sesuatu memang tidak mudah pasti masih ada bekas yang
tertinggal meskipun hanya secuil noda. Lagi-lagi semua butuh proses, dan proses
sudah tentu melibatkan waktu. Biar waktu yang menjawab semuanya, biar waktu
yang menjadi obatnya, karena waktu yang akan menjawab semuanya.
Minggu, 20 Desember 2015
Welcome to my world :)
Hari
ini aku begitu malas untuk menulis, tapi aku tak ingin melewatkan seharipun
untuk tidak mengisi blog-ku. Entahlah, aku hanya ingin membiasakan diri untuk
menulis setiap hari agar aku tidak lupa bagaimana caranya menulis. Meski kadang
yang aku tulis bukanlah sesuatu yang jelas, tapi itu tidak masalah. Aku hanya
ingin menulis, meski tulisanku juga berantakan tapi aku menemukan duniaku pada
tulisan-tulisan itu. Satu lagi alasan mengapa aku tetap menulis, ada sebagian
emosi yang tak bisa aku luapkan kecuali dengan tulisan. Aku tak ingin memendam
sesuatu terlalu lama, dan begitu malas untuk menceritakan pada orang-orang karena itu aku
memilih untuk menuliskannya, tentu dengan
cara yang berbeda saat menceritakannya. Cara yang berbeda, tentu dengan bahasa
yang mungkin tak cukup sekali membaca untuk dipahami. Orang-orang benar,
semuanya tidak bisa dinilai dari cover, meski aku adalah orang yang blak-blakan
tapi aku jarang cerita dan sudah terbiasa untuk menyimpan sendiri, hanya
sebagian kecil yang aku ceritakan dan itupun pada orang yang benar-benar aku
percaya. Tulisan adalah duniaku, begitulah aku menyebutnya.
Membiasakan
diri untuk menulis adalah sesuatu yang mungkin bisa disebut baik, satu hari
satu tulisan meski hanya bualan atau cerita yang tidak jelas. Tapi sekali lagi
itu bukan masalah, meski hanya secuil cerita tapi rutin untuk dilakukan. Seperti
itulah seharusnya kita membaca Al-Qur’an. Hey guys, kita bukan anak kecil lagi
yang membuka Al-Qur’an hanya ketika disuruh oleh guru mengaji mereka.
Percayalah, ada begitu banyak kebaikan dalam Al-Qur’an salah satunya yaitu
ketentraman. Satu hari satu halaman membaca Al-Qur’an tapi rutin dilakukan itu
lebih baik dari pada membaca Al-Qur’an satu juz sekaligus tapi hanya dilakukan
satu kali dalam seminggu. Aku menyamakan menulis dengan membaca Al-Qur’an , yah
seperti itulah hanya ingin mencoba menjadi manusia yang lebih baik :) .
Menulis
itu tidak mudah, tidak juga terlalu sulit. Karena ketika kita tidak mencoba,
kita tidak tahu apakah kita bisa melakukannya. Aku pernah mendengar ungkapan
dari seseorang, jangan menunggu inspirasi datang baru menulis, tapi menulislah,
maka inspirasi itu akan datang seiring dengan gerakan jemarimu.
Sudah kubilang aku
tidak punya inspirasi jadi hanya ini yang bisa aku tuliskan dan sekian :D.
Langganan:
Postingan (Atom)