Ada
yang hilang, kepingan terakhir dari puzzle yang ku coba susun ulang. Ada yang
hilang, bagian penting dari memori yang sebelumnya kuputar ulang. Ada yang
hilang, serpihan dari hati yang terbang melayang.
Ada
yang hilang, iya ada yang hilang.
Hilang.
Hilang berarti tidak ada, pergi entah kemana, atau tidak ditemukan dimana-mana.
Banyak hal dalam hidup yang akan hilang keberadaannya jika dibiarkan begitu
saja. Seperti debu jalanan, berterbangan atau habis disapu hujan. Hilang menyisakan
sesuatu, sesuatu yang amat sulit dipahami meski dijelaskan berkali-kali,
sesuatu yang abstrak meski dipetakan berulang kali. Hilang menyisakan sebuah
tanda taya tanpa makna, tanda tanya akan terbawa kemana nantinya, tanda tanya akan
seperti apa nantinya. Hilang menelusup kedalam jiwa, membuat pemberontakkan
kecil pada perasaan yang kian sirna, menembus dasar hati hingga sampai diujung
muara.
Sampai
hari esok, hingga sesuatu yang benar-benar kamu banggakan hilang nyaris tak
bersisa, saat arah dan tujuan entah kemana, saat passion yang semula kamu
banggakan perlahan-lahan sirna, terkikis habis oleh berbagai hal tak terduga.
Dimana kehidupan yang nyaman ? Dimana kehidupan impian? Dimana?. Hanya ada hati
yang rapuh entah kenapa terus saja mengeluh. Hanya ada pikiran dangkal yang
jalannya terus saja buntu. Disaat itu semua, disaat tekanan jiwa naik
intensitasnya, disaat kerapuhan mulai mengikis jiwa, hanya sebuah do’a yang
kupanjatkan pada sang pencipta.
3
bulan yang sia-sia. Hilang begitu saja tanpa sisa, membiarkan hari esok
menunggu tanpa jeda.