Sabtu, 19 Maret 2016

Cahaya Itu ....


Dan cahaya itu menerpa wajahku, meski tanganku menepisnya tapi wajahku sangat menikmati.

Ada banyak perkara yang terjadi, seperti sebuah teori evolusi setiap perkara itu berkembang lebih dan lebih lagi. Ada perkara mudah bahkan ada pula perkara yang sulit untuk dilewati. Begitulah hidup, menyisakan tanda tanya bersama hembusan nafas yang nanti pasti akan berhenti. Karena pada dasarnya didunia ini tak ada kehidupan yang abadi . Suatu saat, entah kapan, entah dimana kita pasti akan kembali menemui Sang Pencipta yang benar-benar abadi.

Pekara yang datang sekian banyaknya menjadikanku terbiasa dan kehidupan mulai menjadi biasa. Aku mulai mempertanyakan apa yang sebenarnya aku inginkan. Pernah aku berniat mencari cahaya, cahaya yang bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana wujudnya. Tapi yang aku yakini, cahaya itu mampu menyinari sudut gelap yang tak terjangakau oleh panca indera. Ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mengejarnya. Aku tak perlu menaiki kendaraan tercepat , aku hanya perlu menikmati setiap perjalananku dengan keyakinan bahwa cahaya itu akan ada dalam hatiku. Awalnya ku kira cahaya itu seperti bunga sakura yang mekar  hanya pada musimnya, tapi aku salah, cahaya itu seperti tanaman kaktus. Meskipun tak banyak yang tahu bahwa ia punya bunga, tapi suatu hari ia pasti berbunga. Suatu saat, orang-orang yang beruntung akan meliha bunganya. Cahaya itu  tak terlihat, tapi ia selalu ada bagi orang-orang yang mepercayainya. 

Wahai hati, jikapun kau lelah mengejar cahaya itu jangan pernah berpikir untuk berhenti. Karena pada dasarnya kefanaan hanyalah ilusi untuk membuat orang-orang lengah dan mengabaikan. Banyak orang yang saling memaki, membenci, hingga membunuh satu sama lain. Jikapun kau punya pegangan, meski cahaya itu tak nampak setidaknya kau akan terhindar dari hal-hal demikian.

Wahai hati, jikapun cinta itu layaknya cahaya yang sulit ditemukan, meskipun berulang kali kau membuat pilihan dan menempatkan dirimu pada jalur yang tak seharusnya, percayalah menunggu dengan sabar akan melindungimu dari perasaan-perasaan yang akhirnya hanya membuat mu kelabakan. Tapi jangan pula kau mengunci dirimu, Itu akan menjadi masalah bagi diriku karena sulit untuk membukanya jika suatu ketika ada hal-hal terdesak.

Wahai hati, berhentiah merasa takut. Karena wujud nyata dari rasa takut adalah ilusi yang kau ciptakan sendiri. Jika saja kau tak membuat ilusi-ilusi itu, rasa takut hayanyalah rasa takut tak akan menyebar hingga mengacaukan pikiranku. Rasa takut akan membuatmu kuat, rasa takut akan membuatmu rendah hati mengakui bahwa ternyata kau juga punya kelemahan. Berhentilah menikmati setiap rasa takut yang ada, lawan rasa takut itu dan buatlah dirimu menjadi kuat.

Dan kala itu cahaya menrpa wajahku, meski tanganku menepisnya karena refleks alami dari tubuhku tapi wajahku cukup menikmati. Merasakan betapa indahnya cahaya mentari pagi yang bersinar hari itu. Cahaya yang ku cari, mungkin cahaya itu adalah diriku sendiri. Cahaya yang mungkin suatu hari akan bersinar menari bersama jutaan bintang. Mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar