Dan cahaya itu
menerpa wajahku, meski tanganku menepisnya tapi wajahku sangat menikmati.
Ada
banyak perkara yang terjadi, seperti sebuah teori evolusi setiap perkara itu
berkembang lebih dan lebih lagi. Ada perkara mudah bahkan ada pula perkara yang
sulit untuk dilewati. Begitulah hidup, menyisakan tanda tanya bersama hembusan
nafas yang nanti pasti akan berhenti. Karena pada dasarnya didunia ini tak ada
kehidupan yang abadi . Suatu saat, entah kapan, entah dimana kita pasti akan
kembali menemui Sang Pencipta yang benar-benar abadi.
Pekara
yang datang sekian banyaknya menjadikanku terbiasa dan kehidupan mulai menjadi
biasa. Aku mulai mempertanyakan apa yang sebenarnya aku inginkan. Pernah aku
berniat mencari cahaya, cahaya yang bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana
wujudnya. Tapi yang aku yakini, cahaya itu mampu menyinari sudut gelap yang tak
terjangakau oleh panca indera. Ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mengejarnya.
Aku tak perlu menaiki kendaraan tercepat , aku hanya perlu menikmati setiap
perjalananku dengan keyakinan bahwa cahaya itu akan ada dalam hatiku. Awalnya
ku kira cahaya itu seperti bunga sakura yang mekar hanya pada musimnya, tapi aku salah, cahaya
itu seperti tanaman kaktus. Meskipun tak banyak yang tahu bahwa ia punya bunga,
tapi suatu hari ia pasti berbunga. Suatu saat, orang-orang yang beruntung akan
meliha bunganya. Cahaya itu tak terlihat,
tapi ia selalu ada bagi orang-orang yang mepercayainya.
Wahai hati, jikapun
kau lelah mengejar cahaya itu jangan pernah berpikir untuk berhenti. Karena pada dasarnya kefanaan
hanyalah ilusi untuk membuat orang-orang lengah dan mengabaikan. Banyak orang
yang saling memaki, membenci, hingga membunuh satu sama lain. Jikapun kau punya
pegangan, meski cahaya itu tak nampak setidaknya kau akan terhindar dari
hal-hal demikian.
Wahai hati, jikapun
cinta itu layaknya cahaya yang sulit ditemukan, meskipun berulang kali kau
membuat pilihan dan menempatkan dirimu pada jalur yang tak seharusnya,
percayalah menunggu dengan sabar akan melindungimu dari perasaan-perasaan yang akhirnya
hanya membuat mu kelabakan. Tapi jangan pula kau mengunci dirimu,
Itu akan menjadi masalah bagi diriku karena sulit untuk membukanya jika
suatu ketika ada hal-hal terdesak.
Wahai hati,
berhentiah merasa takut. Karena wujud nyata dari rasa takut adalah ilusi yang
kau ciptakan sendiri. Jika saja kau tak membuat ilusi-ilusi itu, rasa takut
hayanyalah rasa takut tak akan menyebar hingga mengacaukan pikiranku. Rasa
takut akan membuatmu kuat, rasa takut akan membuatmu rendah hati mengakui bahwa
ternyata kau juga punya kelemahan. Berhentilah menikmati setiap rasa takut yang
ada, lawan rasa takut itu dan buatlah dirimu menjadi kuat.
Dan
kala itu cahaya menrpa wajahku, meski tanganku menepisnya karena refleks alami
dari tubuhku tapi wajahku cukup menikmati. Merasakan betapa indahnya cahaya
mentari pagi yang bersinar hari itu. Cahaya yang ku cari, mungkin cahaya itu
adalah diriku sendiri. Cahaya yang mungkin suatu hari akan bersinar menari
bersama jutaan bintang. Mungkin.