Minggu, 17 April 2016
Catatan Anak Kost ( Part: Langit-Langit Kamar)
Sebanyak hujan yang turun kali ini, ada berjuta doa membersamainya. Doa yang membawa harapan bagi hati-hati yang lelah berharap pada kehidupan. Satu hal tak nampak, mengikutif sebuah jejak kaki penuh lecak. Berkata bahwa hatinya rapuh seperti biasa, berharap hidupnya menjadi biasa.
Sore ini aku berdo'a, berharap do'a ini terbawa hujan tertiup angin sore terangkat keangkasa terbang jauh menuju tempatnya terdengar. Hal paling menyedihkan, ketika aku hanya bisa berdiam menatap langit-langit kamar kost berukuran entah ukuran kost ini berapa. Kali ini langit-langit kamar sedikit berbeda, terlihat menyesakkan hingga kepalaku tak berhenti berputar. Kali ini langit-langit kamar terlihat menjengkelkan, mengejek aku yang sedari tadi hanya menatapnya. Tubuh kelelahan, kepala pusing, dan bersin yang tak kunjung berhenti. Itulah penyakit yang kerap kali datang. Sebenarnya juga bukan penyakit, mungkin lebih ke kelainan. Baru ku baca di sebuah laman internet, gejala yang sama seperti ku alami setiap hari merupakan suatu kelainan yang tak bisa sembuh. Miris memang, ketika dingin menyerang, bersin-bersin itu pun datang.
Syafakillah, semoga sakit yang tak terlalu parah kali ini mampu menggugurkan sedikit dosa. Mengingat betapa aku adalah makhluk yang tak luput dari khilaf dan salah.
Bersama teduhnya hujan, sebanyak harap doa terdengar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar