Jumat, 29 Juli 2016

Sesuatu Yang Kamu Sebut Rindu



Terlalu dalam, terlalu pakam, sebuah kenyataan yang pernah kamu ceritakan. Hingga sosok  bernama rindu itu hadir, muncul benihnya hingga tersebar kemana-mana. Menyebar bukan berarti banyak, hanya secuil dan mulai bertunas secara tiba-tiba. Tunas itu tidaklah kuat hingga sampai tumbuh menjulang, ia hanya berkecambah suatu saat bisa patah atau juga terbawa derasnya hujan. Lagi pula, sesuatu yang kau sebut rindu itu bukanlah sesuatu yang special, saking tidak specialnya ia tertelan malam hingga pagi kembali memuntahkan. Saat sore hujan menerjang, membawa badai debu berterbangan sambil menghapuskan, menyiram rindu hingga kehabisan. Rasanya baru kemarin, masih seumur jagung, hingga kenyataan itu benar-benar patah. Saat mantra-mantra itu habis, atau saat benih yang baru disemai terbawa air hujan. Saat itu, menunggu adalah berita bohong seperti banyak terpapar di social media.

Oh hati yang sedang rindu, entah sajak apa yang harus kupersembahkan untukmu. Atau  kata apa yang menggambarkan dirimu. Merindu tidak harus cinta, tidak harus punya perasaan, tidak harus dispesialkan. Rindu hanya sebatas rindu, sebatas keinginan untuk bertemu. Hanya itu.
Reni Ayt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar