Kamis, 23 Juli 2015

Tentang Hujan



Tentang hujang yang datang tiba-tiba. Tentang hujan yang datang bersama gelapnya awan. Tentang hujan yang disertai gemuruh menggelegar. Tentang hujan yang membawa kilasan kilat yang dapat memekikkan hati. Tentang hujan yang membuat matahari bersembunyi dibalik awan. Tentang hujan yang membuat langit tampak gelap menghilangkan kebiruan. Tentang hujan yang membawa sejuta rahmat dari Yang Maha Pemberi. Tentang hujan yang membawa kedamaian. Tentang hujan yang begitu menyejukkan. Tentang hujan yang membawa serta kilas indah warna-warni yang bernama pelangi. Tentang hujan yang mungkin juga tentangmu. Tentangmu, yah tentangmu.
 Hari itu hujan turun seperti biasa, hujan tiba-tiba datang lalu kemudian langit menjadi buram. Aku mencoba melihat keluar, melihat hujan yang begitu menyejukkan, tetes demi tetesnya jatuh dengan membawa ribuan rahmat bagi kehidupan. Aku menghirup nafas dalam-dalam mencoba menikmati udara segar yang dibawa oleh hujan, udara bersih tanpa polusi. Mataku tetap menatap lurus keluar jendela menghitung tetes demi tetes hujan yang jatuh membasahi pekarangan rumah. Ada perasaan aneh yang aku rasakan semakin lama semakin menjadi-jadi. Ada seseorang yang begitu aku pedulikan hingga aku lupa bahwa aku diabaikan.
Hari itu telah lama berlalu, hingga datanglah hari ini. Hari ini, mungkin hujan berbeda denganmu. Tentang hujan berbeda dengan tentangmu. Entah bagaimana aku menjelaskannya ketika kekecewaan begitu murah sehingga sangat mudah untuk disuguhkan. Aku berharap hujan segera datang. Hujan harus membawa pergi harapan itu, menghapus setiap perasaan yang ingin mencoba muncul kepermukaan. Hari ini juga aku sangat merindukan hujan, benar-benar merindukannya. Tumbuhan dipekarangan rumahku layu tak pernah disapa oleh hujan, kabut asap kembali lagi karena pembakaran lahan dan hujan yang tak mau datang. Entah kenapa ketika aku merindukannya aku semakin diabaikan, entah kenapa semakin aku ingin dia datang kenyataan akan keinginan itu semakin dipatahkan. Hai hujan dimana bisa kutemui dirimu ? . Aku merindukan hujan, rindu menatapnya dari jendela rumahku, rindu kesejukannya. Aku rindu hujan dan mungkin sedikit merindukanmu juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar